Bimbingan Teknis Pengolahan Ubi Kayu Dan Bahan Lokal Di KWT Mekar, Geblug, Kenteng, Ponjong Menunjang Desa Reflikasi Mandiri Pangan
Kabupaten Gunungkidul memiliki banyak produk lokal yang bisa memberikan kontribusi terhadap ekonomi daerah, terutama di sektor olahan makanan. Makanan tradisional Gunungkidul adalah salah satu produk unggulan yang patut untuk dibanggakan sebagai salah satu produk kuliner. Namun, hingga saat ini penggunaan bahan baku lokal dalam usaha kuliner tersebut memang belum bisa terindentifikasi dengan baik.
Salah satu produk unggulan lokal yaitu ubi kayu atau juga disebut dengan singkong merupakan tanaman pangan umbi yang sering dijumpai di lahan milik masyarakat dan beragam pemanfaatannya. Umbinya dapat diolah menjadi beraneka ragam makanan, mulai dari diolah secara langsung seperti singkong rebus, singkong goreng, dan keripik sampai diolah menjadi bahan setengah jadi seperti tapioka dan menjadi makanan olahan turunan dari bahan setengah jadi tersebut. Daunnya juga dapat dimanfaatkan sebagai sayuran dan bahan pakan ternak. Selain ubi kayu masih banyak produk unggulan lokal yang ada di Kabupaten Gunungkidul seperti talas, uwi, gembili, garut, ganyong dll.
Dengan potensi lokal yang ada, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul mengadakan Bimbingan Teknis Pengolahan Ubi Kayu dan bahan local melalui Bidang Pengolahan Hasil Pertanian ( PPHP ) di KWT Mekar, Dusun Geblug, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong sebagai upaya dalam menunjang Desa Reflikasi rawan pangan.
Melalui Bimbingan Teknis pengolahan ubi kayu dan bahan lokal yang ada di desa Kenteng, Kecamatan Ponjong pada bulan Juli 2019 selama dua hari ini diharapkan akan meningkatkan kemandirian pangan dan peningkatan pendapatan petani. Upaya Pembangunan ketahanan pangan dilakukan secara bertahap melalui proses pemberdayaan masyarakat untuk mengenali potensi dan kemampuannya, mencari alternatif peluang dan pemecahan masalah, serta mampu untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Perwujudan pemberdayaan masyarakat dalam rangka kemandirian pangan, dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat rawan pangan di perdesaan. Strategi yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat tersebut, yaitu:
- Membangun ekonomi berbasis pertanian dan perdesaan untuk menyediakan lapangan kerja dan pendapatan; dan
- Memenuhi pangan bagi kelompok masyarakat di daerah rawan pangan melalui pemberdayaan dan pemberian bantuan langsung.
Melalui Bimbingan Teknis yang dilaksanakan dengan pengolahan membuat lanting ubi kayu, wingko babat singkong dan enting-enting kacang, diharapkan akan mampu meningkatkan nilai tambah dari bahan baku ubi kayu dan kacang tanah, dari harga Rp. 1.000,-/kg ubi kayu dan kacang tanah Rp. 14.000,-/kg, sehingga petani akan mendapatkan tambahan pendapatan dan peningkatan harga hasil pertanian. Sekaligus diharapkan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap pangan lokal dan mendorong kemandirian pangan di segenap lapisan masyarakat, meningkatkan ketrampilan dari kelompok wanita tani yang ada di Wilayah Kabupaten Gunungkidul.--STW
Berita Terkait
- DUA SUMUR BOR PERTANIAN DI NGAWEN DIRESMIKAN BUPATI GUNUNGKIDUL
- PEKAN TANI #3 PANGAN LOKAL GAWANG INFLASI PERTANIAN GUNUNGKIDUL
- PERESMIAN INFRASTRUKTUR PERTANIAN DI KARANGMOJO OLEH BUPATI GUNUNGKIDUL
- BIMTEK PERBENIHAN PADI DAN JAGUNG DARI BSIP DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
- HUJAN 2 HARI SELAMATKAN PERTANAMAN PADI ZONE SELATAN GUNUNGKIDUL