Temu Lapang Demplot Lahan Bpp Budidaya Bawang Merah Dengan Pengairan Sistem Tetes

Selasa, 10 September 2019

Administrator1

Informasi

Dibaca: 1449 kali

BPP Tanjungsari mengadakan Temu Lapang pada kegiatan Demplot Lahan BPP Tanjungsari Tahun 2019 dengan tema Teknik Budidaya Bawang Merah dengan Pengairan Sistem Tetes. Temu Lapang tersebut dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Agustus 2019 di lahan BPP Tanjungsari, yang dihadiri oleh Kepala Bidang Penyuluhan, O. Windu Wardana, S.Si., M.Si, Kasie Programa, Budiyono, S.ST dan Kasie Ketenagaan, Wibowo Purno Katoto, S.TP., M,Si serta dihadiri oleh para petani dari wilayah kecamatan Tanjungsari.

            Demplot dilaksanakan di lahan BPP Tanjungsari seluas 1.000 m2, yang dilaksanakan oleh Taruna Tani dari dusun Mendang, desa Ngestirejo, kecamatan Tanjungsari, serta dibimbing langsung oleh para penyuluh di BPP Tanjungsari. Demplot yang dilaksanakan ini diutamakan untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya berupa air dan tenaga kerja, yaitu dengan melaksanakan budidaya tumpangsari tanaman bawang merah dan cabe (Turiman Babe) dengan sistem irigasi tetes (drip irrigation). Melalui demplot ini, irigasi tetes terbukti mampu meningkatkan produktivitas tanaman hortikultura pada saat musim kemarau. Sistem irigasi tetes memang membutuhkan investasi awal yang lebih mahal, namun alat-alat yang digunakan bisa dipakai untuk berulang-ulang. Sumber air yang digunakan untuk penyiraman tanaman tersebut adalah dengan menggunakan air dari PDAM, dengan penyiraman 3 (tiga) hari sekali. Penyiraman cukup dilakukan dengan cara mengalirkan air dari bak penampungan ke tanaman bawang merah dan cabe melalui paralon-paralon yang sudah ditanam pada bedengan-bedengan tersebut, sehingga dengan sekali mengalirkan air dapat menyiram dua tanaman sekaligus. Dengan menggunakan metode irigasi tetes, para petani dapat menghemat penggunaan air, waktu dan tenaga kerja sehingga tetap dapat melaksanakan kegiatan pertanian walaupun musim kemarau.

Hasil ubinan pada demplot di lahan BPP Tanjungsari mencapai 136 kg umbi basah pada satu bedengan dengan ukuran 0,9 x 15 m. Hasil ini sangat menggembirakan karena wilayah Tanjungsari merupakan wilayah yang rawan kekeringan pada musim kemarau, namun dengan teknologi irigasi tetes dapat meningkatkan produktivitas tanaman bawang merah dan cabe.

Bapak Kabid Penyuluhan dalam sambutannya mengemukakan bahwa Turiman Babe dengan menggunakan “irrigation drip” sangat cocok dilaksanakan di wilayah Kabupaten Gunungkidul karena dapat memaksimalkan pemanfaatan lahan. Namun, hal ini juga sangat tergantung dari wawasan kelompok tani dan kreativitas dari petani itu sendiri. Dengan adanya demplot seperti ini, ilmu yang didapatkan harapannya bisa ditularkan kepada petani yang lainnya, sehingga para petani di wilayah Tanjungsari dapat menanam tanaman Turiman Babe. Adanya demplot juga dapat membuka wawasan petani bahwa terdapat berbagai macam teknologi-teknologi baru dan inovasi pertanian yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Lebih lanjut ditambahkan oleh beliau, bahwa untuk meningkatkan SDM petani dan penyuluh pertanian dapat dilakukan melalui berbagai macam pelatihan yang dilaksanakan di lingkup kelompok tani maupun bersama instansi pemerintah.---FPW

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas

Pencarian




semua agenda

Agenda

semua download

Download

Statistik

960256

Pengunjung Hari ini :
Total pengunjung : 960256
Hits hari ini :
Total Hits :
Pengunjung Online :

Jajak Pendapat

Bagaimanakah tampilan website Pertanian?
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas

Lihat

Aplikasi PPID