Masterplan Pengembangan Kawasan Kakao Berbasis Korporasi Petani
Tanaman kakao (Theobroma caaco L.) merupakan tanaman tahunan. Jika dibudidayakan dengan baik dapat memberikan produksi yang menguntungkan sampai umur yang panjang. Berdasarkan hasil penelitian, produksi puncak kakao dapat dicapai pada umur 10 – 20 tahun. Keuntungan nominal rata-rata pertahun terbesar dapat diperoleh jika tanaman kakao diusahakan sampai umur 37 tahun. Bahan tanaman kakao merupakan modal dasar untuk mencapai produksi kakao yang tinggi. Kesalahan pemilihan dan penggunaan bahan tanam akan mengakibatkan kerugian dalam jangka panjang. Karena itu, pemilihan bahan tanaman merupakan tindakan penting dalam budidaya kakao. Pemilihan dan penggunaan bahan tanam kakao unggul perlu diikuti dengan tindakan kultur teknis yang baik, antara lain meliputi pembibitan, perawatan tanaman di lapangan, dan penanganan pascapanennya sehingga usaha budidaya kakao membawa hasil yang optimal dan memuaskan. Kakao merupakan komoditas yang sangat menguntungkan dan menghasilkan devisa negara, sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas buah kakao maka perlu dilakukan pengolahan biji kakao sebelum dipasarkan melalui beberapa perlakuan.
Biji kakao merupakan salah satu komoditi perdagangan yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka usaha memperbesar/meningkatkan devisa negara serta penghasilan petani kakao, pemberdayaan petani merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas kakao, melihat hal itu perlu adanya upaya yang harus dilakukan guna memajukan kesejahteraan petani agar kedepannya produk-produk unggulan (kakao) yang dihasilkan mendapatkan harga yang layak. Selain itu perlu adanya kelembagaan yang mendukung upaya tersebut agar petani tidak dirugikan dengan harga biji kakao yang fluktuatif. Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui pembangunan pertanian berbasis korporasi. Karena itu, Kementan telah menerbitkan Permentan 18/2018 tentang Pedoman Pembangunan kawasan Pertanian Berbasis Korporasi.
Wonosari, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul melalui Bidang Perkebunan dan Hortikultura Selasa (26/11/2019), bertempat di Aula UPTD Tawarsari mengadakan acara Penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Kakao Berbasis Korporasi yang dipimpin Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura Ir. Budi Sudartanto. Pada kesempatan ini hadir Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY yang pada kesempatan ini diwakili Ir. Ika Hartanti, M.Si, Ir. Bambang Budiadi, M.Ma beserta Staff, hadir juga Dosen dari INSTIPER Yogyakarta selaku Tim Penyusun Masterplan Ir. Sri Gunawan, M.P. Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud untuk menyusun masterplan pengembangan tanaman kakao dalam upaya pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan di Kabupaten Gunungkidul. Adapun acara ini juga diikuti oleh petani dari berbagai kecamatan diantaranya Kecamatan Patuk, Nglipar, Gedangsari, Playen, Karangmojo, dan Ponjong.
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. |
Mengidentifikasi kondisi existing kegiatan awal tanaman kakao di Kabupaten Gunungkidul |
2. |
Mengidentifikasi dan menentukan kemampuan daya dukung kawasan dan alokasi lahan untuk pengembangan kakao di Kabupaten Gunungkidul |
3. |
Mentukan target pengembangan tanaman kakao 5 (lima) tahun kedepan |
4. |
Penyusunan rekomendasi untuk kebijakan pengembangan kakao di Kabupaten Gunungkidul meliputi arahan fungsi pemanfaatan kawasan dan arahan program aksinya |
Acara diawali dengan pembukaan yang secara langsung dibuka oleh beliau Ir. Budi Sudartanto, "Harapannya kita akan ada keberlanjutan yang tidak terpisah dari pengembangan pertanian sehingga dukungan bantuan sedikit demi sedikit akan berkurang tetapi dukungan dari Pemprov akan bertambah. Karena mereka sudah memiliki masterplan dan action plan pembangunan pertanian di daerahnya hingga tingkat kabupaten kota, selain itu saya berharap petani juga semangat dalam memelihara tanaman yang sudah ada hal itu merupakan salah satu cara mewujudkan korporasi pertanian yang sebenarnya” dalam sambutan beliau. Selanjutnya Ir. Sri Gunawan, M.P selaku Tim Penyusunan Masterplan dalam arahanya menyampikan kelembagaan petani harus kuat dan terus berinovasi untuk meningkatkan keterampilan petani. Kelembangaan ini adalah kunci pembangunan pertanian yang berkelanjutan berbasis korporasi. Petani tidak hanya memproduksi, tapi juga mampu menciptakan produk akhir serta hingga memasarkan sendiri.
Permasalahan saat ini yang dihadapai oleh petani Kakao Gunungkidul diantaranya adalah musim kemarau yang panjang mempengaruhi produktivitas biji kakao, belum semua kelompok tani mempunyai rumah pengeringan sehingga kualitas biji kakao yang berbeda-beda tiap kelompok tani, hal tersebut tentunya akan berimbas pada harga biji kakao yang berbeda-beda. Oleh sebab itu acara ini sangat berperan penting dalam memajukan kesejahteraan petani. Diharapkan dengan dilaksanakannya acara ini dapat tersusunnya suatu dokumen yang memuat hasil evaluasi kritis dan komprehensif untuk pengembangan tanaman kakao di Kabupaten Gunungkidul sebagai alternatif peluang usaha baru dalam kerangka pengembangan ekonomi lokal.--RdH
Berita Terkait
- DUA SUMUR BOR PERTANIAN DI NGAWEN DIRESMIKAN BUPATI GUNUNGKIDUL
- PEKAN TANI #3 PANGAN LOKAL GAWANG INFLASI PERTANIAN GUNUNGKIDUL
- PERESMIAN INFRASTRUKTUR PERTANIAN DI KARANGMOJO OLEH BUPATI GUNUNGKIDUL
- PAPARAN RANWAL RENJA 2025 DINAS PERTANIAN DAN PANGAN DALAM FORUM GABUNGAN PERANGKAT DAERAH
- BIMTEK PERBENIHAN PADI DAN JAGUNG DARI BSIP DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL