Gunungkidul Kembangkan Kelapa Kopyor Si Buah Yang Bernilai Ekonomi Tinggi

Rabu, 25 Desember 2019

Administrator1

Informasi

Dibaca: 1462 kali

Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2019 mendapatkan alokasi bantuan pengembangan Kelapa Kopyor dari Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian RI. Penyerahan Kelapa Kopyor tersebut dibantukan di 4 Kelompok Tani diantaranya KT. Sido Dadi (Patuk), KT. Sinar Harapan (Purwosari), KT. Gayam Rejo (Playen) dan KWT Menur (Wonosari) masing-masing kelompok menerima bantuan sebanyak 5 Bibit tanaman. Kelapa kopyor hasil kultur jaringan tersebut dibantukan melalui Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPTP) Surabaya. Rabu (18/12/2019) Rombongan dari BBPTP Surabaya dipimpin langsung oleh Kepala Balai beliau Bapak DR. Kresno Suharto beserta Tim melakukan Monitoring berkaitan dengan bantuan yang sudah disalurkan sebelumnya, pada kesempatan kali ini turut hadir perwakilan dari Dinas Pertanian dan Pangan khususnya Bidang Perkebunan dan Hortikultura. Kresno disela-sela monitoring mengungkapkan bahwa bantuan kelapa ini harus berhasil mengingat tidak semua daerah diakomodasi untuk pengembangan “ DIY hanya 3 Kabupaten saja Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul, tapi Gunungkidul paling banyak kelompoknya, dan harus berhasil biar nanti bisa menjadi penyemangat bagi kabupaten lain di indonesia” ungkap beliau.

Tanaman kelapa kopyor (Cocos nucifera L var. Kopyor) merupakan tanaman kelapa yang secara genetik menghasilkan buah kelapa dengan ciri sebagai berikut daging buah (endosperma) lepas dari batoknya dan bertekstur remah. Daging buah kelapa kopyor ini mempunyai rasa lebih manis, gurih, dan lezat dibandingkan dengan kelapa biasa. Kelapa kopyor mempunyai julukan The Delights of Indonesia Fruit karena sifat unik dan khasnya (exotic ) yang hanya terdapat di Indonesia. Bibit kelapa kopyor yang diproduksi oleh Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI) adalah bibit kelapa kopyor yang secara genetik mempunyai sifat kopyor 100%, artinya tanaman akan menghasilkan buah kelapa kopyor 100%. Bibit kelapa kopyor ini dihasilkan dari serangkaian penelitian mulai dari tahap in vitro (laboratorium), ex vitro (aklimatisasi sampai bibit siap salur), dan penanaman di lapang.

Teknologi yang digunakan untuk memproduksi bibit kelapa kopyor kultur jaringan adalah teknik Embryo Rescue atau kultur embrio yang sudah bersifat kopyor. Bibit kelapa kopyor yang diproduksi PPBBI adalah jenis bibit yang sudah siap tanam. Terdapat dua jenis/tipe kelapa kopyor yaitu tipe Dalam (Tall) dan Genjah (Dwarf). Kelapa kopyor tipe Dalam berbuah pada umur + 5 tahun, sedangkan tipe Genjah akan berbuah lebih cepat yaitu + 3 tahun mulai dari penanaman. Hal ini tergantung pada ketinggian tempat lokasi penanaman. Semakin rendah ketinggian tempat maka semakin cepat berbuah. Buah kelapa kopyor digunakan sebagai minuman segar berupa es kelapa kopyor, bahan kue, sekoteng kopyor, dan aneka minuman sejenis, serta untuk campuran es krim dengan rasa kopyor. Industri minuman dan makanan yang memanfaatkan daging buah kelapa kopyor mulai tingkat rumah tangga, menengah sampai industri besar. Secara ekonomi, bisnis kelapa kopyor asal kultur jaringan PPBBI sangat menguntungkan. Saat ini, harga buah kelapa kopyor lebih dari 10 kali dibandingkan kelapa biasa. Buah kelapa kopyor dapat dipanen bulanan dengan produksi butir/pohon/tahun. Keunggulan kelapa kopyor kultur jaringan yang dikembangkan oleh PPBBI adalah tanaman 100% berbuah kopyor dan buah kopyor per tandan mencapai 100%.

Harga kelapa kopyor sendiri saat ini bisa mencapai Rp 25.000-30.000/butir dari petani, yang dimana harga jual ini memiliki nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi daripada harga kelapa biasa.Dengan harga jual yang demikian, sudah bisa dibayangkan betapa besar keuntungan yang bisa diperoleh petani. Pohon kelapa kopyor tipe Genjah, pada umunya dapat berbuah dalam umur yang relatif pendek 3-4 tahun setelah masa tanam. Adanya budidaya kelapa kopyor tipe Genjah yang diolah dengan menggunakan sistem kultur embrio, diharapkan dapat mengatasi kebutuhan bibit kelapa kopyor yang menghasilkan buah kelapa kopyor secara maksimal.

Adanya kelapa kopyor di Gunungkidul diharapkan nantinya menjadi komoditas primadona perkebunan hal itu mengingat sektor pariwisata yang saat ini semakin maju pesat. Untuk itu perlu adanya kerja sama antara kelompok tani dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul mengingat harga bibit yang cukup mahal yang bisa mencapai 1,5-2 juta perbibit maka diharapkan pengembangan kelapa kopyor di Gunungkidul dapat berhasil dan menjadi salah satu komoditas andalan yang tentunya mendongkrak sektor pariwisata. ---(RdH)

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas

Pencarian




semua agenda

Agenda

semua download

Download

Statistik

937246

Pengunjung Hari ini :
Total pengunjung : 937246
Hits hari ini :
Total Hits :
Pengunjung Online :

Jajak Pendapat

Bagaimanakah tampilan website Pertanian?
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas

Lihat

Aplikasi PPID