Berita

Panen Jagung Hibrida di KT. Ngudi Makmur Waduk, Salam Patuk, Gunungkidul

Kamis, 12 Maret 2020

PATUK(Selasa,3/3/2020). Memasuki awal Maret 2020 Kabupaten Gunungkidul panen raya jagung kembali setelah kemarin di Ngleri Playen. Hari ini Poktan Ngudi Makmur dusun waduk Desa Salam kec. Patuk, mengundang Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul dalam acara panen raya jagung hibrida varitas Bisi 226.

Hadir dalam acara panen raya jagung Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Ir. Bambang Wisnu Broto beserta jajarannya, Forkompinca Patuk, Camat yang diwakili kasie PMD Kecamatan Patuk, polsek Patuk, Koramil beserta jajaran Babinkamtibmas, Babinsa, serta BPP Patuk beserta jajarannya, Desa dan Poktan.

Dalam laporannya ketua poktan Wagimin melaporkan luas hamparan Jagung 15 Ha, dimana 10 Ha, adalah merupakan program pemerintah dengan bantuan benih jagung hibrida 226 sedang sisanya adalah swadaya. Dalam laporan penyuluh setempat, panen jagung musim ini dicapai ubinan rata rata 11,76 ton per hektar jagung. (Tongkol panen) setara 6,58 ton/Ha pipil kering. Berdasarkan hasil analisa usaha tani dengan harga Rp.3000/Kg, setelah dikurangi biaya 9jt/Ha, keuntungan bersih mendapatkan Rp. 11.740.000/Ha atau 161jt seluas 15Ha. Permintaan poktan adalah permohonan bantuan traktor impala atau traktor kecil, guna olah tanah. sehingga tenaga kerja bisa hemat dan efisien.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul mengucapkan teimakasih dan mengapresiasi kerjasama poktan telah berhasil menjalankan program jagung pemerintah, dan perlu ditingkatkan kembali. Karena hasil produksi belum maksimal, karena ada kendala kekurangan air dan hama ulat grayak, tapi alhmdulilah masih bisa panen dan kita semua patut besyukur. Selanjutnya diharapkan kedepannya tetap semangat menanam jagung. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul juga mengapresiasi seluruh stake holder yang hadir karena telah mendukung program pertanian.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul juga menyampaikan Sosialisasi, informasi, dan Edukasi (KIE) terkait penyakit Antrax.—(RY)