Dampak Pandemi Covid – 19 Pada KWT Yang Melakukan Pengolahan

Pandemi covid-19 tidak hanya mengenai pada sektor kesehatan saja namun juga berdampak pada sektor perekonomian masyarakat, dengan adanya social distancing yang diberlakukan dan mengharapkan semua masyarakat diam dirumah, sekolah diliburkan, kegiatan kemasyarakatan ditiadakan, rapat-rapat dipending, pesta pernikahan juga tidak boleh dan pariwisata ditutup ini sangat berdampak pada pergerakan ekonomi masyarakat kecil yang ada di daerah.

Tidak terlepas juga bagi KWT yang melakukan kegiatan pengolahan makanan dari hasil pertanian juga mengalami imbas penurunan omzet, namun dampak tersebut dipengaruhi dari jenis bahan pertanian yang dilakukan pengolahan,

KWT yang melakukan pengolahan bahan hasil pertanian menjadi snack, kue, kripik/criping, makanan ringan, coklat, mocaf dll mengalami penurunan omzet penjualan antara 80 - 90 % ini terjadi dari awal bulan Maret 2020.

Selama ini, sekmen pasar KWT di Gunungkidul adalah :

-       Toko oleh-oleh

-       Toserba Pamella

-       Toserba Sambi Pitu

-       Progo

-       Warung – warung tradisional

-       Pasar – pasar tradisional

-       Warung ditempat wisata

-       Pesanan ( hajatan, pernikahan, rapat – rapat dll )

-       Pasar tani

-       Online

-       Kunjungan tamu dari luar daerah ke kelompok

Penyebab penurunan omzet penjualan olahan makanan antara lain :

-       Tidak adanya kunjungan dari luar daerah

-       Sekolah libur

-       Tempat – tempat wisata ditutup

-       Rapat – rapat ditiadakan

-       Kegiatan sosial, hajatan tidak diperbolehkan

-       Kegiatan masyarakat/ keramaian tidak ada

-       Kunjungan wisatawan tidak ada

-       Pengiriman online melalui travel kesulitan

-       Bahan baku menjadi mahal dan susah didapat

Akan tetapi selain dampak negatif dari pandemi Covid – 19 ada juga dampak positif yang terjadi pada KWT yang mengolah biofarmaka ( empon-empon/ minuman herbal) dengan adanya wabah covid - 19 ini omzet mengalami kenaikan 75 – 100 % mulai awal bulan Maret 2020. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan permintaan minuman herbal sebagai penangkal virus covid-19. Namun demikian, bahan baku menjadi susah didapat dan harganya menjadi mahal.

Selain itu yang tidak terkena dampak pandemi covid-19 adalah KWT yang mengolah tempe dan tahu karena daya beli masyarakat masih aman dan mengalami peningkatan 25 – 30 % karena sebagai bahan pokok makan dan lauk pauk.

Solusi penangan dampak pandemi covid-19 bagi KWT yang mengalami penurunan omzet adalah :

  1. Untuk bisa bertahan, membuat produk dalam jumlah sedikit saja hanya melayani warung sekitar.
  2. Pemasaran/ melayani penjualan dengan cara mengantar pesanan ( COD ) di wilayah sekitar.
  3. Diadakan operasi pasar sehingga harga bahan baku bisa terkendali ( ada di pasar mudah didapat dan tidak terlalu mahal )
  4. Melakukan pengolahan/masakan untuk kebutuhan pokok makan sehari – hari  ( lauk pauk dan sayur matang )
  5. Apabila wabah covid-19 sudah bisa dikendalikan dan situasi sudah normal kembali, KWT diberikan bantuan modal untuk mengawali produksi kembali.--STW

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas

Pencarian




semua agenda

Agenda

semua download

Download

Statistik

959995

Pengunjung Hari ini :
Total pengunjung : 959995
Hits hari ini :
Total Hits :
Pengunjung Online :

Jajak Pendapat

Bagaimanakah tampilan website Pertanian?
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas

Lihat

Aplikasi PPID