Pengembangan Kapas Di Gunungkidul

Kabupaten Gunungkidul tahun 2020 kembali mengembangkan tanaman kapas kerjasama antara Kementerian Pertanian dan PT. Sukun Kudus. Luas tanam pada tahun ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu hanya seluas 100 ha, sedangkan pada tahun 2019 mencapai 150 ha. Kegiatan dibiayai oleh dana APBN melalui Dana Tugas Pembantuan dari Kementerian Pertanian RI. Jumlah kelompok tani pelaksana sebanyak 22 kelompok tersebar di beberapa kecamatan, antara lain di : Ponjong, Karangmojo, Playen, Semanu, dan Tanjungsari.

Pengembangan kapas seluas 100 ha ditanam secara tumpangsari dengan tanaman palawija seperti kedelai ataupun kacang tanah pada musim penghujan (MH) II. Mengingat jatuhnya musim hujan (MH I) mundur maka untuk pelaksanaan tanam pada MH II juga mengalami pengunduran. Rata-rata kapas ditanam pada bulan Maret dan April dengan perkiraan panen bulan Juli dan Agustus 2020. Pada saat pertumbuhan diperlukan air yang cukup sedangkan pada saat pembetukan buah (fase generative) kebutuhan air semakin dikurangi karena untuk menjaga kualitas buah kapas yang baik. Fasilitas yang diberikan dari Program ini adalah bantuan benih, pupuk, dan bantuan biaya pemeliharaan.

Produksi kapas sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air pada saat awal pertumbuhan hingga fase pembuahan. Pada saat fase penuaan hingga menjelang panen tidak memerlukan air karena akan berpengaruh terhadap kualitas hasil. Produksi kapas tahun 2019 sebesar 6.630 kg. Produksi ini sangat rendah sekali karena pada tahun 2019 musim kemarau datangnya lebih awal sehingga banyak tanaman yang mengalami kekeringan. Dari luas tanam 150 ha yang bisa dipanen hanya seluas 100,60 ha dengan provitas sangat rendah sekali yaitu 65,905 kg/ha. Produksi kapas dibeli oleh pihak mitra yaitu PT. Sukun Kudus dengan harga Rp. 5.300,-/kg.

Kondisi pertanaman kapas di lapangan saat ini cukup bagus. Tanaman berumur antara 1-2  bulan. Karena lahan kapas berada di tanah tegalan untuk kecukupan kebutuhan air tergantung dari air hujan. Apabila hujan diperkirakan masih ada hingga bulan juni maka tanaman kapas dapat terselamatkan. Para petani yang sudah terbiasa tanam kapas, dengan adanya program pengembangan kapas kerjasama antara Kementan dengan PT. Sukun merasakan ada manfaatnya, karena disela-sela tanaman palawija masih bisa ditanami kapas dan kapas biasanya dimulai panen setelah panen palawija berakhir yaitu pada bulan Juli-Agustus, sehingga di saat musim kemarau petani masih bisa panen kapas dan ada tambahan pendapatan petani.--RDH

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas

Pencarian




semua agenda

Agenda

semua download

Download

Statistik

935172

Pengunjung Hari ini :
Total pengunjung : 935172
Hits hari ini :
Total Hits :
Pengunjung Online :

Jajak Pendapat

Bagaimanakah tampilan website Pertanian?
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas

Lihat

Aplikasi PPID