Panen Melimpah Petani Desa Bedoyo Pilih Olah Ubi Kayu Jadi Krecek

Rabu, 02 September 2020

Administrator1

Informasi

Dibaca: 1451 kali

BEDOYO PONJONG. Tahun 2020 memberikan kebahagiaan tersendiri  bagi para petani Gunungkidul  di tengah pandemi covid 19, selain berhasil panen padi dan palawija tanpa ada bencana kekeringan sehingga bisa menyimpan cadangan pangan lebih, para petani juga bisa panen ubi kayu di akhir tahun tanam 2019/2020 di bulan Agustus 2020.

Pada Kamis (27/08/2020) para petani Bedoyo panen ubi kayu bersama Kepala Dinas Pertanian dan Pangan  Ir. Bambang Wisnu Broto beserta jajaran. Hadir juga Lurah Bedoyo, Babinsa, Babinkamtibmas, para penyuluh BPP Ponjong dan poktan Ngudi Mulyo, Bedoyo Kulon, Bedoyo Ponjong.

Pada saat panen ubi kayu juga dilakukan ubinan produksi ubin kayu oleh petugas dan perwakilan poktan  Ngudi Mulyo sebagai laporan produksi yang dicapai. Jiman, STP. (55) Koordinator BPP Ponjong melaporkan bahwa di Bedoyo varitas ubi kayu yang dipanen merupakan varitas lokal yaitu varitas Gambyong, Ketan  dan varitas Kirik. Dari hasil ubinan di dapat untuk varitas Kirik menghasilkan 22,6 kg per ubinan atau setara 36,3 ton ubi kayu basah per hektar. Sedang varitas Gambyong menghasilkan 17,4 kg per ubin atau setara  28 ton ubi kayu basah per ha; dan ketan Bima Sena menghasilkan 21,8 kg atau setara 35 ton kayu basah per hektar.

Ir. Bambang Wisnu Broto Kepala Dinas Pertanian dan Pangan sangat mengapresiasi hasil ubi kayu yang tinggi di atas rata-rata produksi ubi kayu kabupaten, dirinya juga berpesan dalam upaya menaikkan harga jual ubi kayu antara lain dengan penjualan ubi kayu basah konsumsi secara on line, pengolahan ubi kayu basah menjadi tepung mokaf seperti di Tanjungsari atau olahan ubi kayu seperti krecek tela. Selain hal tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan mengajak para petani untuk segera mempersiapkan musim tanam MH1 tahun 2020/2021 dimana menurut ramalan BMKG musim hujan di Gunungidul akan jatuh di dasa harian 3 bulan Oktober sampai awal dasa harian 1 bulan Nopember 2020.

Kasmo petani Bedoyo Kulon menceritakan bahwa ubi kayu miliknya seluas 700 m2 dengan tanaman ubi kayu 185 batang setelah dipanen dan diolah menjadi krecek laku Rp 2,5 juta. Yang mana harga olahan ubi kayu krecek di produsen petani dihargai Rp 15.000 per kg.

Di tempat yang sama Dame Riyanto, SP.(58) PPL desa Bedoyo merangkap Mantri Tani Ponjong menjelaskan bahwa luas lahan ubi kayu di Bedoyo mencapai 500 Ha. Untuk pengrajin krecek terdapat 100 petani, dengan kemampuan produksi rata rata 250 kg per orang. Krecek atau Balung Kethek merupakan cemilan khas Gunungkidul dari bahan olahan ubi kayu yang banyak diminati konsumen dari luar daerah.

Pada kesempatan tersebut poktan Ngudi Mulyo berharap bantuan alat mesin pertanian dari Dinas.—(RY)

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas

Pencarian




semua agenda

Agenda

semua download

Download

Statistik

962010

Pengunjung Hari ini :
Total pengunjung : 962010
Hits hari ini :
Total Hits :
Pengunjung Online :

Jajak Pendapat

Bagaimanakah tampilan website Pertanian?
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas

Lihat

Aplikasi PPID