Sosialisasi Pengembangan Jagung Rendah Aflatoxin Oleh Direktur PPHTP Di Kabupaten Gunungkidul
Sosialisasi pengembangan jagung rendah aflatoxin yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian di Griya Birowo, Baleharjo, Wonosari Kabupaten Gunungkidul pada tanggal 16 November 2020 merupakan tindak lanjut dari Penandatanganan Kerjasama Produksi dan Pemasaran Jagung rendah Aflatoxin antara Direktur Jenderal Tanaman Pangan dengan Perkumpulan Produsen Pemurni Jagung Indonesia ( P3JI ) pada tanggal 6 November 2020 di Bandung.
Pada sosialisasi yang hadir antara lain Direktur PPHTP, Subdit Serealia, PT. Arena Agro, PT. DNA, PT. Sumber Kamulyan Nusantara, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dan BRI cabang Wonosari.
Dalam sambutannya Direktur PPHTP menyampaikan bahwa jagung rendah aflatoxin ini untuk memenuhi kebutuhan pangan asal jagung yang akan diolah menjadi pati jagung , makanan berbahan baku jagung dan lain – lain yang dikonsumsi untuk pangan. Aflatoxin adalah jamur yang dihasilkan oleh fungi Aspegillus sp. yang merupakan senyawa stabil dan tahan terhadap proses pengolahan makanan. Aflatoxin bersifat racun dan karsinogenik yang dapat menimbulkan penyakit kanker pada manusia. Kandungan aflatoxin yang tinggi banyak dijumpai pada jagung, kacang tanah dan biji kapas. Untuk meminimalisir kandungan aflatoxin pada produk pangan sudah banyak dilakukan antara lain dengan adanya menggunakan vaietas yang tahan aflatoxin, sedangkan untuk kegiatan pasca panen adalah dengan panen pada cuaca yang baik, hasil panen segera dibersihkan dari kotoran dan disimpan pada tempat yang kering.
Adanya jagung yang rendah aflatoxin ini akan meningkatkan kualitas jagung sebagai salah satu bahan pangan utama. Dengan kebutuhan jagung yang sangat besar saat ini, kebutuhan perusahaan masih sangat kekurangan contoh untuk PT. Arena Agro yang ada di Wonogiri, Jawa Tengah saja membutuhkan bahan baku jagung rendah aflatoxin 600 ton/ hari, sehingga masih sangat terbuka luas peluang pasar jagung, kebutuhan tersebut dipenuhi dengan impor jagung, sehingga diharapkan dengan adanya jagung rendah aflatoxin ini bisa mengurangi impor jagung dan meningkatkan kesejahteraan petani. Ditekankan pula dalam kerjasama nanti diharapkan akan saling menguntungkan tidak ada yang dirugikan, dibuat secara tertulis dan disusun oleh kedua belah pihak.
Berkaitan dengan kerjasama pengembangan jagung rendah aflatoxin tersebut, Pemerintah Daerah mendukung adanya kerjasama ini tetapi dengan syarat saling menguntungkan dan tidak merugikan bagi petani, sehingga akan diperoleh kualitas jagung yang baik dengan harga yang bagus sekaligus akan lebih membuka peluang pasar jagung di Kabupaten Gunungkidul. Perjanjian kerjasama antara petani dan mitra usaha akan ditindak lanjuti dengan membuat dokumen kerjasama antara petani dan PT. Sumber Kamulyan Nusantara, kelompok tani yang diajak bekerjasama dari Kapanewon Semanu yang terdiri dari Kalurahan Semanu, Kalurahan Pacarejo, Kalurahan Candirejo dan Kalurahan Dadapayu.--STW
Berita Terkait
- DUA SUMUR BOR PERTANIAN DI NGAWEN DIRESMIKAN BUPATI GUNUNGKIDUL
- PEKAN TANI #3 PANGAN LOKAL GAWANG INFLASI PERTANIAN GUNUNGKIDUL
- PERESMIAN INFRASTRUKTUR PERTANIAN DI KARANGMOJO OLEH BUPATI GUNUNGKIDUL
- PAPARAN RANWAL RENJA 2025 DINAS PERTANIAN DAN PANGAN DALAM FORUM GABUNGAN PERANGKAT DAERAH
- BIMTEK PERBENIHAN PADI DAN JAGUNG DARI BSIP DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL