Temu Teknis Penyuluh Pertanian Kabupaten Gunungkidul
Salah satu faktor peningkatan produktivitas pertanian pada saat ini bergantung pada tingkat penerapan inovasi teknologi pada para pelaku utama, hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi para Penyuluh Pertanian Kabupaten Gunungkidul untuk memenuhi tututan penguasaan teknologi tepat guna yang selanjutnya dipergunakan sebagai bahan materi penyuluhan pertanian dan teknologi baru hasil kajian para peneliti dapat segera di adopsi oleh para petani.
Upaya peningkatan pengetahuan serta kapasitas penguasaan tekhnologi penyuluh pertanian terus menerus dilakukan dengan mengadakan kegiatan Temu Teknis Penyuluh Pertanian Kabupaten Gunungkidul dengan para peneliti khususnya peneliti komoditas tanaman pangan dan hortikultura dari Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta.
Penyelenggaraan kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Bidang Penyuluhan pada tanggal 17 sampai dengan 18 Maret 2021 dengan Materi Pengembangan Tanaman Jagung dan Kedelai serta Tanaman Bawang Merah, hadir sebagai pembicara Peneliti BPTP Sutardi.SP.MSi dan DR. Kristamtini, SP. MSi.
Sutardi. SP. MSi menyampaikan materi tentang Teknologi Pengembangan bawang merah dimulai dari pengenalan struktur tanah, kemiringan, suhu, kelembaban serta cara pengolahan lahan, hal ini disampaikan agar kualitas tanah sesuai dengan kebutuhan budidaya tanaman bawang merah.
Teknologi pengembangan bawang merah meliputi pemilihan varietas,penggunaan bibit umbi dan biji, jarak tanam, pemupukan dan cara Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT).
Rekomendasi tekhnologi penanaman bawang merah cenderung pada penanaman dengan biji, penggunaan biji akan mengurangi biaya produksi terutama pembelian bibit, cara tanam menggunakan biji dengan menanam 2 (dua) sampai 4 (empat) tanaman dalam satu lobang hal ini dilakukan agar bawang merah yang dihasilkan tidak besar-besar dan sesuai permintaan konsumen, untuk pengendalian hama dan virus dianjurkan melakukan penyemprotan dengan penggunaan air hangat 30 ⁰ sampai 40⁰ terutama pada pagi hari.
Untuk teknologi tanaman pangan terutama komoditas jagung dan kedelai disampaikan oleh DR. Kristamtini. SP.MM. penekanan penerapan teknologi pada budidaya jagung dilakukan intensifikasi dengan peningkatan Indeks Pertanaman (IP) menjadi 400. Penananaman jagung 4 (empat) kali dalam satu tahun ini dapat dilaksanakan dengan syarat kebutuhan air tercukupi sepanjang tahun, pengolahan lahan dilakukan hanya satu kali penanaman pertama selanjutnya penanaman berikutnya Tanpa Olah Tanah (TOT). pemeilihan benih unggul untuk tanaman jagung juga sangat menentukan produktivitas hasil panen, kementrian pertanian sudah meluncurkan produk baru dengan merk Nakula Sadewa (Nasa) 29 jenis ini bertongkol dua hanya saja ketersediaan dipasaran masih terbatas.
Untuk pengembangan budidaya kedelai teknologi yang dikembangkan berupa penggunaan varietas unggul diantaranya Biosoy 1, Biosoy 2. Pengaturan populasi tanaman berkisar antara 350.000 sampai 500.00 tanaman/Ha.kebutuhan benih berkisar 40 – 60 kg/ha.tanam dengan cara tugal, jarak tanam 40 cm antar baris 10 – 15 cm dalam barisan, 2 -3 biji perlubang. Pada musim penghujan direkomendasikan memakai jarak yang lebar sedangkan pada musim kering menggunakan jarak rapat.
Untuk mengoptimalkan penggunaan lahan dianjurkan penanaman jagung dan kedelai dilakukan dengan sistim Tumpangsari Tanaman (Turiman) Jagung kedelai (Jale). Model penanaman ini tidak mengurangi populasi tanaman tetapi lebih kepada pengaturan jarak tanaman. Dengan model pengaturan tumpangsari selain lahan lebih optimal, hasil yang diperoleh dari budidaya jagung dan kedelai lebih besar.
Hasil temu teknis yang dilaksanakan selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan kegiatan kaji terap dan demplot oleh para penyuluh. Kajiterap untuk komoditas bawang merah sebanyak 2 (dua) unit yang berada di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Wonosari dan Saptosari sedangkan komoditas jagung dilaksanakan di WKBPP Playen dan Patuk. Untuk kegiatan demplot penyuluh berada di WKBPP Semanu, Girisubo, Tanjungsari, Gedangsari, Ngawen, Paliyan, Ponjong, Semin dan Karangmojo.—(Bdy).
Berita Terkait
- DUA SUMUR BOR PERTANIAN DI NGAWEN DIRESMIKAN BUPATI GUNUNGKIDUL
- PEKAN TANI #3 PANGAN LOKAL GAWANG INFLASI PERTANIAN GUNUNGKIDUL
- PERESMIAN INFRASTRUKTUR PERTANIAN DI KARANGMOJO OLEH BUPATI GUNUNGKIDUL
- BIMTEK PERBENIHAN PADI DAN JAGUNG DARI BSIP DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
- HUJAN 2 HARI SELAMATKAN PERTANAMAN PADI ZONE SELATAN GUNUNGKIDUL