Kaji Terap Bawang Merah Dengan Aplikasi Pupuk Organik Berbahan Baku Lokal Rumput Laut Dan Azolla Di Pulutan Wonosari
Peluang pengembangan bawang merah di Kabupaten Gunungkidul masih sangat terbuka lebar. Dalam mendukung pengembangan tersebut, petani masih dominan menggunakan pupuk anorganik yang dapat mengakselerasi peningkatan produksi bawang merah. Namun di sisi lain, penggunaan pupuk anorganik memberikan dampak negatif pada lingkungan dan manusia, seperti menaikkan pH tanah menjadi asam, pencemaran air dan akumulasi bahan kimia dalam produk pertanian dapat mengganggu kesehatan manusia. Untuk meminimalisir dampak tersebut dapat dilakukan pemberian pupuk organik.
Pemberian pupuk organik bisa dilakukan secara bertahap, dikombinasikan dengan pupuk anorganik atau 100% bahan organik tanpa pupuk anorganik. Bahan organik di alam tersedia dalam jumlah dan jenis yang sangat banyak. Tanaman yang mudah terdekomposisi juga dapat digunakan sebagai sumber bahan organik, seperti rumput laut dan azolla. Kabupaten Gunungkidul memiliki garis pantai yang panjang yang memiliki sumber daya bawah laut yang melimpah, salah satunya adalah rumput laut. Walaupun demikian pemanfaatan rumput laut dan azolla sebagai pupuk organik atau sumber bahan organik dalam usaha tani tanaman bawang merah belum banyak dilakukan.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian respon tanaman bawang merah terhadap pemberian rumput laut dan azolla dengan metode kaji terap. Kaji terap adalah salah satu metode penyuluhan dalam wujud uji coba teknologi yg dilakukan oleh pelaku utama untuk meyakinkan keunggulan teknologi anjuran dibandingkan teknologi yang pernah diterapkan, sebelum diterapkan atau yang dianjurkan kepada pelaku utama lainnya. Kaji terap bawang merah yang dilaksanakan oleh BPP Wonosari mengambil lokasi di Bulak Butuh Kalurahan Pulutan Kapanewon Wonosari ini menguji pengaruh pemberian pupuk organik rumput laut dan azolla terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Kaji terap bawang merah ini dipanen pada umur 60 hst, menyesuaikan perkembangan tanaman bawang merah yang sudah menunjukkan keragaan siap panen. Pada panen kaji terap ini menghasilkan ubinan sebesar 12,68 kg umbi basah pada lahan seluas 132 m2. Jika dikonversi maka akan dihasilkan provitas 6,09 ton umbi kering.
Dengan kaji terap ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pemakaian dosis pupuk anorganik yang berlebihan. Di samping itu, kaji terap merupakan salah satu bentuk metode penyuluhan yang efektif dalam menyampaikan penyuluhan kepada petani. Petani dapat langsung terlibat dan membuktikan hasil penerapan sebuah inovasi teknologi. Dengan melihat langsung hasilnya, diharapkan petani akan lebih mudah dan cepat mengadopsi sebuah inovasi teknologi.—(Bdy)
Berita Terkait
- DUA SUMUR BOR PERTANIAN DI NGAWEN DIRESMIKAN BUPATI GUNUNGKIDUL
- PEKAN TANI #3 PANGAN LOKAL GAWANG INFLASI PERTANIAN GUNUNGKIDUL
- PERESMIAN INFRASTRUKTUR PERTANIAN DI KARANGMOJO OLEH BUPATI GUNUNGKIDUL
- BIMTEK PERBENIHAN PADI DAN JAGUNG DARI BSIP DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
- HUJAN 2 HARI SELAMATKAN PERTANAMAN PADI ZONE SELATAN GUNUNGKIDUL