Poktan Makmur Tani Bunder Patuk Berhasil Panen Kedele Biosoy

PATUK (Minggu,14/03/20). Bertempat di lahan milik poktan Makmur Tani Bunder Patuk dilaksanakan panen kedele varietas baru Biosoy pada hari Minggu (14/3/2020) bersama DPP Kabupaten Gunungkidul dan BPTP Balitbangtan DIY. Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Ir.Bambang Wisnu Broto beserta jajaran, Ir.Sutardi, MSc. Peneliti BPTP DIY, Babinsa Desa Bunder, Lurah Desa Bunder, BPP Patuk dan para PPL, serta anggota Poktan Makmur Tani.

Sarjiyo (79) Ketua poktan Makmur Tani menyampaikan poktannya mempunyai lahan sawah 25 hektar lahan dan 4 hektar lahan kehutanan. Pada musim tanam pertama 2019/2020 ditanam kedele bantuan pemerintah 12 hektar.  Terdiri 10 hektar kedele varietas Grobogan dan verietas Biosoy 2 hektar. Khusus untuk kedele biosoy merupakan varietas baru didapat dari BPTP DIY sejumlah 120 kg label putih. Selanjutnya kedele Biosoy hasil panen akan dipergunakan sebagai benih kembali  untuk keperluan pertanaman di musim kemarau (MK) petani Bunder, karena animo petani lainnya sangat menyukai Biosoy. Direncanakan pada bulan Juni akan ditanam kedele seluas 10 hektar setelah panen padi kedua. Sebagai tambahan petani penanam biosoy pada panen kali ini 17 orang kemudian nantinya ada sekitar 40 orang yang akan tanam Juni.

Mei Rini Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan  Patuk melaporkan hasil ubinan kedele varietas Grobogan 2,1 kg atau 1,3 ton wose per hektar sedangkan ubinan kedele Biosoy 2,8 kg atau 1,77 ton wose per hektar. Ada perbedaan hasil yang lebih tinggi Biosoy dibanding Grobogan.

Ir. Sutardi, MSc. Peneliti BPTP DIY menjelaskan kedele Biosoy merupakan kedele varietas baru, termasuk jenis kedele besar karena berat 100 butir mencapai 22 gram lebih besar dari kedele luar. Umur tanaman berkisar 80 sampai dengan 85 hari setelah tanam. Potensi hasil bisa sampai 3 ton per hektar. Jika musim pertama pada saat hujan ubinan mencapai 1,77 ton wose per hektar diprediksi pada saat musim kemarau akan mencapai produksi 3 ton per hektarnya dikarenakan cahaya matahari yang penuh. Penampakan polong kedele seperti Idamame bisa dikemas sebagai cemilan kedele rebus yang manis rasanya. Salah satu kelemahan kedele Biosoy adalah kalah bersaing dengan rumput sehingga jika petani malas mengendalikan gulma rumput maka produksinya tidak maksimal sehingga disarankan dengan penggunaan sistem tajarwo yang memudahkan pembersihan rumput.

Ir.Bambang Wisnu Broto dalam kesempatan temu lapang menjelaskan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul berterimakasih pada poktan dan anggota yang telah mau menanam kedele, karena saat ini minat petani menurun menanam kedele. Dengan varietas baru Biosoy semoga bisa memacu minat petani lain menanam kedele karena potensi hasil tinggi, dimana saat ini sedang gencar upaya menaikkan luas tanam kedele baik pusat maupun pemerintah daerah agar swasembada kedele tercapai.—(RY)

 

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas

Pencarian




semua agenda

Agenda

semua download

Download

Statistik

967524

Pengunjung Hari ini :
Total pengunjung : 967524
Hits hari ini :
Total Hits :
Pengunjung Online :

Jajak Pendapat

Bagaimanakah tampilan website Pertanian?
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas

Lihat

Aplikasi PPID