Waspada Serangan Lalat Pada Tanaman Buah dan Sayuran

Kamis, 10 Desember 2020

Administrator1

Informasi

Dibaca: 1883 kali

Banyak masalah yang dihadapi petani hortikultura sebagai contoh pembudidaya cabai. Cabai, baik cabai merah keriting, cabai hijau, cabai rawit, cabai besar maupun paprika adalah komoditas primadona bagi para petani. Tak heran, sebab harga cabai yang sering membumbung tinggi serta mudah dalam menjualnya menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak petani yang berlomba-lomba membudidayakan sayuran pedas ini. Apalagi tidak sedikit petani cabai yang sukses memperoleh keuntungan yang besar karena keberhasilannya dalam menanam cabai. Hal ini menjadi pemicu dan penyemangat para petani untuk mencoba dan terus mencoba meskipun sering gagal. Faktor-faktor penyebab gagalnya budidaya cabai seringkali disebabkan oleh anjloknya harga cabai, faktor iklim dan cuaca dan kerusakan tanaman cabai karena serangan hama dan penyakit. Salah satu masalah yang cukup serius dalam usaha budidaya cabai adalah penyakit busuk buah dan kerontokan buah sebelum matang.

Pada Tahun 2020 Kabupaten Gunungkidul mendapatkan alokasi bantuan dari Program UPSUS BABE komoditas Cabai seluas 45 Ha. Dinas Pertanian dan Pangan melalui Bidang Perkebunan dan Hortikultura sudah mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan adanya OPT yang nantinya akan menyerang tanaman cabai hal itu diwujudkan dengan adanya Pembinaan kelompok tani dengan POPT, salah satu OPT yang wajib diwaspadai adalah Lalat Buah. Lalat buah (Bractocera dorsalis Hendel) termasuk hama utama tanaman cabai. Hama bersifat polifag (banyak inang), tersebar luas dari India sampai ke Filipina. Di Jawa, selain menyerang buah cabai, hama ini menyerang sekitar 20 macam buah-buahan, antara lain jeruk, pisang, belimbing, apel, dan mangga. Gejala serangan lalat buah pada buah cabai ditandai dengan ditemukannya titik hitam pada pangkal buah. Jika dibelah, di dalam buah ditemukan belatung (larva) lalat buah. Serangga betina dewasa meletakkan telur di dalam buah, yaitu dengan cara menusukkan ovipositornya pada pangkal buah muda (masih hijau). Selanjutnya, larva hidup di dalam buah cabai sehingga buah membusuk dan gugur.

Serangan berat terjadi pada musim hujan. Hal ini disebabkan bekas tusukan ovipositor terkontaminasi oleh cendawan sehingga buah yang terserang cepat membusuk dan gugur.

Para petani cabai, seringkali tak mampu menyelesaikan siklus hidup tanaman cabai dengan mulus tanpa hambatan. Banyak rintangan dan hambatan serta masalah yang harus dihadapi dalam merawat tanaman cabai. Adapun masalah yang paling sulit yang harus dihadapi petani cabai adalah mengawal serangan berbagai jenis hama dan penyakit. Hama dan penyakit cabai begitu kompleks dan membutuhkan keuletan serta pengalaman yang cukup, untuk mengatasinya. Masalah penyakit busuk buah dan kerontokan buah merupakan salah satu masalah utama tanaman cabai. Busuk buah dan kerontokan buah cabai bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah serangan hama Lalat Buah. Lalat buah adalah serangga kecil yang bentuknya mirip dengan tawon yang seringkali menjadi penyebab gagalnya panen.

  1. A.    Gejala Serangan

Lalat buah (Bactrocera sp.) memang tidak pernah memakan buah maupun pohon cabai, tetapi keberadaannya sangat berbahaya dan cukup merepotkan. Tidak semua lalat buah merusak buah cabai, tetapi hanya lalat buah betina saja yang menyebabkan buah cabai busuk dan rontok sebelum matang. Lalat buah betina dewasa menyerang buah cabai dengan cara menusukkan ovipositornya kedalam buah cabai yang masih hijau (muda) untuk menyimpan telur-telurnya. Lalat buah betina bisa menghasilkan telur antara 100 hingga 120 butir. Setelah 2 – 3 hari telur yang tersimpan didalam buah cabai menetas dan menjadi berenga atau larva. Nah, larva atau berenga inilah yang merusak dan menyebabkan buah cabai busuk dan rontok. Larva yang baru menetas akan membuat terowongan sambil memakan daging buah cabai, keadaan ini berlangsung lebih kurang 2 minggu. Selanjutnya larva dewasa akan jatuh ketanah dan kemudian akan membuat terowongan didalam tanah sedalam 2 – 5 cm dan dalam waktu 7-8 hari akan menjadi lalat buah dewasa. Daur hidup lalat buah antara 23 hingga 34 hari. Dalam setahun lalat buah bisa menghasilkan lebih kurang 8 sampai 10 generasi.

B.   Cara Mengatasi Hama Lalat Buah  pada Cabai

1).    Menanam Cabai pada Lahan yang Steril

Usahakan menanam cabai pada lahan yang bukan bekas tanaman cabai dan bekas tanaman inang seperti timun, gambas, atau pare. Beberapa jenis tanaman tersebut adalah tanaman sayuran buah yang disukai lalat buah. Pada lahan bekas tanaman-tanaman tersebut kemungkinan besar regenerasi lalat buah berlangsung terus-menerus. Musnahkan juga tanaman buah yang tidak terawat yang berada disekitar lokasi lahan cabai, seperti jambu biji atau jambu air.

2).   Menggunakan Perangkap Atraktan Metyl Eugenol

Perangkap lalat buah yang diberi pemikat berupa atraktan metyl eugenol terbukti ampuh dalam memutus siklus hidup lalat buah. Sasaran dari perangkap ini adalah lalat buah jantan, mereka akan tertarik dan masuk kedalam perangkap. Sehingga lalat buah jantan mati dan tidak dapat membuahi lalat buah betina. Meskipun banyak berkeliaran disekitar tanaman cabai tetapi lalat buah betina hanya menyerang buah cabai pada saat akan bertelur saja. Dengan terperangkapnya lalat buah jantan, maka lalat buah betina tidak akan bertelur dan tidak menyerang buah cabai. Pemasangan perangkap metyl eugenol sebaiknya dilakukan sejak tanaman cabai masih kecil, atau setidaknya sejak tanaman berusia 1 bulan setelah tanam. Dalam 1 hektar lahan perangkap dipasang setidaknya  20-25 buah.

3).   Menggunakan Lem Perangkap Lalat Buah

Selain menggunakan perangkap seperti petrogenol, penanggulangan lalat buah juga bisa dilakukan dengan pemasangan lem perangkap. Lem khusus pemikat lalat buah ini penggunaannya cukup mudah dan praktis. Lem dioleskan merata pada botol bekas atau lembaran kertas kemudian dipasang beberapa buah pada lahan pertanian cabai. Lem perangkap lalat buah biasanya berwarna kuning, sehingga lalat buah akan tertarik untuk mendekat dan menempel pada perangkap lem tersebut. Selain untuk mengendalikan lalat buah, lem perangkap bisa juga digunakan untuk mengendalikan serangga-serangga perusak tanaman lainnya, misalnya hama dari jenis kutu-kutuan.

4).    Pengendalian  Dengan Cara Teknis (Manual)

Pengendalian secara manual atau dengan kultur teknis dilakukan untuk mengurangi dan mencegah peledakan populasi hama lalat buah. Cara ini dilakukan dengan cara memetik buah cabai yang terserang lalat buah kemudian memusnahkannya. Pengendalian dengan cara ini bertujuan untuk memutus siklus hidup atau regenerasi lalat buah. Dengan memusnahkan buah cabai yang terserang secara otomatis telur atau larva lalat buah yang berada didalam buah cabai juga ikut musnah, sehingga populasi lalat buah dapat berkurang.

5).    Pengendalian Secara Kimiawi (menggunakan insektisida kimia)

Jika pemasangan perangkap diatas belum mampu mengendalikan lalat buah dengan tuntas, maka pengendalian lalat buah menggunakan insektisida kimia bisa dilakukan. Beberapa jenis insektisida kimia yang beredar dipasaran dapat digunakan untuk membasmi lalat buah.--DS

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas

Pencarian




semua agenda

Agenda

semua download

Download

Statistik

966678

Pengunjung Hari ini :
Total pengunjung : 966678
Hits hari ini :
Total Hits :
Pengunjung Online :

Jajak Pendapat

Bagaimanakah tampilan website Pertanian?
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas

Lihat

Aplikasi PPID