Anthraks, Tinjauan Medis Terhadap Ternak dan Manusia

Senin, 02 September 2019

Administrator1

Artikel

Dibaca: 1451 kali

Penyakit Anthraks merupakan salah satu penyakit zoonosa prioritas yang memerlukan  perhatian khusus. Penyakit Anthraks merupakan salah satu dari 25 penyakit Hewan Menular Strategis yang menimbulkan kerugian ekonomi, keresahan masyarakat, dan kematian hewan yang tinggi. Penyakit Anthraks bersifat universal karena secara geografis tersebar di seluruh dunia, baik beriklim tropis maupun sub tropis. Pada tahun 2017 terjadi kasus Anthraks di Kulonprogo DIY, Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo, Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 2019 ini  terjadi kasus Anthraks di Karangmojo Gunungkidul DIY.

Penyakit Anthraks disebut juga Radang Limpa adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Bacillus anthracis yang dapat menyerang semua hewan berdarah panas termasuk unggas dan manusia (bersifat zoonosis). Zoonosis merupakan penyakit yang menular dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya. Bakteri Bacillus anthracis bersifat gram positif, aerob dan membentuk spora terletak di sentral sel bila cukup oksigen. Dalam jaringan tubuh penderita ataupun bangkai yang tidak dibuka, bakteri selalu berselubung dan tidak pernah berspora karena tidak cukup oksigen. Bila terjadi penyakit dan bakteri jatuh ke tanah, bakteri berubah bentuk menjadi spora Anthraks yang bertahan hidup dan tidak akan musnah selama puluhan tahun (40 tahun lebih), sehingga dapat disebut “ penyakit tanah”. Penyakit berlangsung per akut (kematian mendadak) dan akut, menyerang berbagai jenis hewan pemamah biak, hewan liar manusia tetapi hewan hewan berdarah dingin samasekali tidak terinfeksi.

Penularan penyakit dapat diawali tanah yang berspora Anthrak, kemudian melalui luka kulit atau terhirup pernapasan ataupun bersama pakan/minum masuk pencernaan tubuh hewan dengan masa tunas berkisar 1-3 hari dan kadang kadang 20 hari. Anthraks tidak lazim ditularkan dari hewan satu ke hewan lainnya dengan kontak langsung, tetapi vector lalat penghisap darah dapat berperan (misalnya Tabanus sp), acapkali terinfeksi hewan melalui permukaan kulit yang terluka terutama pada orang orang yang banyak berhubungan dengan hewan. Kuman dapat juga terdapat pada percikan darah maupun daging hewan penderita anthraks yang dipotong dan berubah bentuk menjadi spora ketika terkena udara. Bila spora Anthraks menempel pada kulit yang terluka, atau terhirup pernapasan, ataupun termakan oleh hewan ataupun manusia, maka akan tertular. Bila penderita Anthraks tidak diobati secara tepat dapat mengakibatkan kematian. Lalu lintas orang atau pedagang ternak yang peralatannya terkontaminasi spora Anthraks dari daerah endemis di tempat lain, serta pengendalian vector lalat penghisap darah yang tidak ketat dapat menjadi sumber penularan Anthraks.

Tanda Klinis Anthraks pada hewan

  1. Bentuk per akut (sangat mendadak) yakni ternak Mati mendadak karena pendarahan dalam otak, hewan berputar putar, gigi gemeretak dan mati hanya beberapa menit setelah darah keluar dari lubang lubang kumlah tubuh;
  2. Bentuk sub akut yakni Bentuk sub akut sampai dengan kronis , terlihat adanya pembengkakan pada lymphoglandula pharyngeal karena bakteri Anthraks terlokalisasi di daerah itu.
  3. Bentuk akut  yakni  Demam tinggi (41-42 C), gelisah, sesak napas, detak jantung cepat tetapi lemah, kejang kemudian mati antara 1-3 hari setelah tampak gejala klinis. Pada sapi gejala umumnya adalah pembengkakan sangat cepat di daerah leher, dada, sisi perut, pinggang, dan kelamin luar. Dari lubang kumlah keluar darah encer merah kehitaman.
  4. Bentuk kronis yakni terlihat luka pada lidah dan tenggorokan, sering menyerang babi dan jarang pada sapi, kuda maupun anjing. Penyakit berakhir setelah 10-36 jam atau kadang kadang mencapai 2-5 hari. Pada sapi dapat berlangsung 2-3 bulan.

 

Bagaimana manusia dapat tertular Anthraks?

Ada beberapa jenia Anthraks pada manusia, yaitu :

  1. Anthraks bentuk kulit, Penularan melalui kontak antara kulit dengan hewan atau produk hewan yang mengandung spora Anthraks.
  2. Anthraks bentuk pernapasan, Penularan melalui terhirupnya spora ke dalam saluran pernapasan pada saat menangani produk hewan seperti kulit dan bulu yang mengandung spora Anthraks.
  3. Anthraks bentuk pencernaan, Penularan melalui memakan produk pangan asal hewan yang mengandung spora bakteri Anthraks.

Pencegahan penyakit Anthraks

  1. Tidak memasukkan hewan ternak dari daerah tertular kasus Anthraks ke daerah bebas Anthraks
  2. Untuk daerah yang pernah terjadi kasus Anthraks, dilakukan vaksinasi hewan ternak secara rutin diikuti monitoring ketat
  3. Hewan ternak tersangka sakit diobati dengan antibiotika dan 2 minggu kemudian disusul dengan vaksinasi Anthraks.

Penanggulangan/ Pemberantasan Penyakit Anthraks

  1. Hewan sakit dilarang disembelih apabila terlihat gejala seperti keluar darah dari lubang kumlah
  2. Hewan penderita Anthraks harus diisolasi/diasingkan di kendang khusus dan diawasi oleh Dokter hewan berwenang,
  3. Hewan sakit jangan dikeluarkan dari tempatnya berdiam dan hewan luar jangan dimasukkan ke tempat tersebut
  4. Setelah penderita mati atau sembuh, kendang dan semua perlengkapan yang tercemar harus didesinfeksi.
  5. Vaksinasi secara rutin di daerah endemis Anthraks harus dilakukan sesuai dengan arahan dokter hewan berwenanb ---֮ NT

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas

Pencarian




semua agenda

Agenda

semua download

Download

Statistik

964897

Pengunjung Hari ini :
Total pengunjung : 964897
Hits hari ini :
Total Hits :
Pengunjung Online :

Jajak Pendapat

Bagaimanakah tampilan website Pertanian?
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas

Lihat

Aplikasi PPID