Gerakan Pengendalian Komoditi Bawang Merah Secara Aman Dan Ramah Lingkungan

Senin, 19 Agustus 2019

Administrator1

Artikel

Dibaca: 1459 kali

Kabupaten Gunungkidul mulai menggeliat dalam hal pengembangan bawang merah saat ini. Beberapa varietas banyak dikembangkan mulai dari Super Philip bahkan varietas lokal sudah banyak ditanam oleh petani. Beberapa kecamatan bahkan sudah mulai melakukan budidaya komoditi bawang merah yang berasal dari biji diantaranya Kecamatan Tanjungsari, Ponjong, Semanu, Nglipar dan Purwosari. Apalagi sejak adanya Program UPSUS Komoditas Strategis Bawang Merah dan Cabai, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul serta Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultultura lebih intens dalam memberikan pengawalan dan pendampingan program.

Kondisi saat ini umumnya petani melakukan budidaya bawang merah secara konvensional dimana dalam memacu peningkatan produksi masih menggantungkan pada bahan kimia baik pupuk maupun sarana pengendalian OPT nya. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul menyadari bahwa issue keamanan pangan kedepan menjadi fokus utama yang perlu diperhatikan dalam rantai produksi. Untuk itu bekerja sama dengan BPTPH melaksanakan kegiatan Gerakan Pengendalian (Gerdal) OPT secara ramah lingkungan. Kegiatan gerdal ini dilaksanakan di Kelompok Tani Tukul Pambudi, Dusun Watubelah, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari. Lokasi gerdal seluas satu hektar dibagi menjadi dua sesuai varietas yang ditanam yaitu setengah hektar yang ditanami varietas Lokananta asal biji dan setengah hektar yang ditanami varietas Tajuk, Saptosari, Crok Kuning serta asal umbi serta lokananta. Kegiatan gerdal diikuti oleh 15 orang petani serta petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul. Temu petani dengan petugas lapang Pengamat Hama Penyakit dilaksanakan tanggal 31 Juli 2019. Anggota kelompok yang hadir antusias mengikuti tahapan kegiatan gerakan pengendalian OPT bawang merah secara ramah lingkungan. Sosialisasi dari petugas BPTPH tentang cara pengolahan tanah, perendaman bibit bawang dengan menggunakan PGPR dan pengukuran pH tanah sebelum tanam. Petugas dari Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan  Gunungkidul  Mukhawi S.TP hadir dalam pertemuan tersebut, menjelaskan tentang manfaat pengendalian secara ramah lingkungan yaitu OPT terkendali, menekan biaya produksi, produk aman konsumsi serta kelestarian lingkungan terjaga.

Pada kegiatan ini petani diajarkan tentang cara pengolahan tanah, pembuatan PGPR dan pupuk tricho serta cara aplikasinya, penanaman refugia (marigold, kenikir dan bunga matahari). Disamping itu juga disampaikan pentingnya memberdayakan musuh alami di lapangan dengan menyediakan lingkungan yang menguntungkan bagi kehidupan serangga misalnya dengan melakukan penanaman refugia sebagai sumber nectar sebagai konservasi musuh alami khususnya parasitoid.

Pada saat diskusi petani menginformasikan jenis OPT yang biasanya menyerang tanaman bawang merah adalah penyakit layu fusarium serta hama dari Ulat Spodoptera exigua. Untuk itu agar benih yang ditanam lebih tahan terhadap penyakit ini petani diajarkan melakukan perendaman benih bawang dengan menggunakan agens hayati PGPR. Adapun setelah benih tersebut direndam selanjutnya diangkat dan dikering anginkan. Pada saat kegiatan Gerakan Pengendalian petugas menginformasikan kepada  petani untuk lebih memperhatikan tata cara pengolahan tanah memakai pupuk kandang yang telah dicampur agens hayati trichoderma. Hal itu guna menekan angka infeksi dari penyakit layu fusarium serta penyakit lainya yang sering muncul dalam budidaya bawang merah. Petani sangat senang menerima berbagai informasi dari petugas BPTPH karena semua bahan-bahan pengendalian yang dibutuhkan sudah tersedia di sekitar mereka.Gerakan Pengendalian OPT Ramah Lingkungan adalah gerakan kembali ke alam. Dari Alam untuk kesejahteraan manusia.

Diharapkan dengan dilaksanakannya Gerakan Pengendalian OPT Hortikultura dapat memberikan dukungan perlindungan hortikultura khususnya tanaman bawang merah dalam rangka pengamanan produksi hortikultura dari gangguan/serangan OPT sebagai pelaksanaan dari fungsi UPTD Balai Proteksi Tanaman dapat tercapai. Selain itu untuk membantu petani dalam memasyarakatkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT) dan penguatan kelembagaan perlindungan tanaman di tingkat petani sehingga menjadi lebih berdaya serta mandiri. Serta sebagai upaya menekan inflasi dari produk pertanian terutama cabai dan bawang merah dan mengurangi impor ketika pasokan produk hortikultura berkurang sedangkan permintaan konsumsi semakin meningkat.--RDH

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas

Pencarian




semua agenda

Agenda

semua download

Download

Statistik

962814

Pengunjung Hari ini :
Total pengunjung : 962814
Hits hari ini :
Total Hits :
Pengunjung Online :

Jajak Pendapat

Bagaimanakah tampilan website Pertanian?
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas

Lihat

Aplikasi PPID