Berita

Maksimalkan Potensi Lahan Kabupaten Gunungkidul Kembangkan 80 Ha Kelapa Var. Bojong Bulat

Sabtu, 29 Februari 2020

Tanaman kelapa merupakan tanaman yang memiliki posisi strategis terutama dalam mendukung sektor pariwisata di Kabupaten Gunungkidul, hal itu sangat terlihat dari banyaknya kelapa-kelapa yang masuk ke Gunungkidul guna mencukupi kebutuhan akan kelapa terutama di kawasan pantai. Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan komoditas kelapa semakin meningkat dengan didasari pada pola hidup masyarakat Indonesia yang sulit terlepas dari komoditas kelapa dan hasil olahannya. Kabupaten Gunungkidul terutama di Kecamatan Panggang, Purwosari, Playen, Tanjungsari, Tepus Girisubo merupakan sentra- sentra penghasil kelapa berkualitas, namun kurangnya luas areal menyebabkan banyaknya permintaan dari luar daerah guna mencukupi kebutuhan kelapa terutama kelapa muda yang dijual di kawasan pantai.

Menurunnya minat petani untuk membudidayakan komoditas kelapa sebenarnya merugikan secara nasional, karena tanaman kelapa mempunyai kesesuaian syarat tumbuh hampir di seluruh wilayah Indonesia. Pedoman teknis dalam membudidayakan kelapa dengan aspek K-3 yaitu kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan, sehingga mampu meningkatkan taraf penghasilan petani. Sebagai upaya pengembangan tanaman kelapa, pada tahun 2020 Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, mengalokasikan 80 Ha (10.000 bt) serta pupuk NPK 2.500 Kg untuk mendukung pengembangan Tanaman Kelapa di kabupaten Gunungkidul dengan varietas Bojong Bulat. Adapun kelompok penerima sebanyak 12 kelompok yang tersebar di 3 Kecamatan yakni Panggang, Purwosari serta Tepus.

Guna mendukung program tersebut, dilaksanakan Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Kelapa berlokasi di Poktan Ngudi Lestari, Legundi, Girimulyo, Panggang. Peserta dari Bimtek ini adalah perwakilan dari poktan penerima kegiatan hadir didampingi PPL masing-masing. Terpilihnya dua belas kelompok tani tersebut berdasarkan beberapa pertimbangan, salah satunya faktor kesesuaian lahan. Pengembangan tanaman kelapa pada lahan yang tepat diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani, memenuhi pangan di wilayah perkebunan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan dan ekonomi wilayah serta memenuhi industri bahan baku dalam negeri. Selain itu, pengembangan kelapa dengan metode berkelanjutan akan menurunkan kerusakan lahan dan mengoptimalkan pemanfaataan lahan-lahan kosong di sekitar pedesaan.

Adapun pemilihan varietas Bojong bulat dikarenakan Hasil uji memperlihatkan bahwa tanaman asli dari Desa Bojong, Kecamatan Panjatan, Kulon Progo, ini memiliki banyak keunggulan dibanding kelapa jenis lain. Keunggulan varietas ini terutama terletak pada kualitas buah. Dalam keadaan masak, ketebalan daging buah kelapa "Bojong Bulat" bisa mencapai lebih dari 1,26 sentimeter, dengan total berat daging buah mencapai 500 gram. Tebalnya daging buah menjadikan kelapa berwarna hijau kekuningan ini kaya kandungan minyak, sekitar 68 persen, atau nyaris dua kali lipat dari kadar minyak kelapa jenis lain. Dengan begitu, kelapa "Bojong Bulat" amat potensial menjadi komoditas perdagangan dengan nilai ekonomis tinggi. Selain itu, produktivitas kelapa Bojong Bulat juga cukup baik Satu pohon mampu menghasilkan 80-120 Kelapa pertahun.

Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Kelapa dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 Februari 2020, beberapa narasumber hadir dalam acara tersebut termasuk Sugiyanto. S.P Kepala Seksi Produksi Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan, dalam arahanya menyampaikan perlu adanya komunikasi yang baik antara petugas lapangan dan Poktan, mengingat bantuan yang diberikan cukup besar, selain itu beliau juga berharap bantuan yang diberikan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Penanaman Kelapa akan dilaksanakan pada Bulan Desember 2020.(RdH)