Peluang Usaha Dan Raup Untung Dengan Budidaya Jahe Merah

Kamis, 06 Agustus 2020

Administrator1

Informasi

Dibaca: 1568 kali

Jahe merupakan tanaman obat yang sering dibudidayakan oleh banyak pembudidaya, lantaran memiliki manfaat yang cukup banyak selain itu mudah dibudidayakan. Tanaman yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia ini dapat diolah menjadi wedang, bandrek, sekoteng bahkan untuk kalangan yang sering pergi jajan ke angkringan pasti tidak asing dengan minuman wedang jahe. Selain itu, jahe juga sering dijadikan pelengkap bumbu masakan Indonesia. Jahe juga dijual di berbagai pasar tradisional serta pasar modern. Kebutuhan akan jahe terus meningkat setiap tahunnya.

Salah satu komoditas pertanian khususnya hortikultura yang tengah naik daun serta mampu mengalirkan keuntungan yang bagus adalah jahe merah. Jahe dengan nama latin Zingiber officinale linnvar rubrum rhizome kini semakin popular. Penggunaan jahe merah memang banyak manfaatnya. Jahe merah adalah salah satu tanaman yang kaya manfaat. Maka dari itulah, banyak orang yang dapat menggunakan jahe merah sebagai ramuan, olahan, hingga campuran makanan. Hal inilah yang mampu membuat jahe merah kian dikenal masyarakat luas. Jadi, banyak cara yang dapat dilakukan oleh petani dalam membudidayakan jahe merah dalam skala kecil maupun besar.

Berlokasi di Dusun Plosokerep, Kelurahan Bunder, Kapanewon Patuk, Tumiran salah satu petani yang mengembangkan jahe merah mengungkapkan alasanya menanam di depan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Ir. Bambang Wisnu Broto di sela-sela kunjunganya. Tumiran menjelaskan alasannya menanam yakni harga jahe merah yang cukup mahal ditambah dengan ketersediaan barang di pasaran yang kadang sulit hal itu membuat Tumiran mencoba untuk menanam jahe merah. Memiliki kiat lain dalam memanfaatkan luas pekarangan di sekitar rumah dalam membudidayakan jahe merah dan tanpa menggunakan polybag, lahan seluas 700 m 2  diubah oleh tumiran guna menanam jahe merah. Tumiran menjelaskan lebih sreg menggunakan sistem box yang dia buat dari bambu.
Penggunaan polybag dan box menurut saya sama-sama bagus, hasil panennya pun hampir seimbang. Namun, penggunaan box lebih efisien dan lebih hemat. Dulu saya pernah menggunakan polybag untuk budidaya jahe, namun polybag biasanya tidak lama umurnya. Belum sampai panen banyak polybag yang rusak. Karena itulah, saya mencoba menggunakan sistem box yang bisa dibuat sendiri dari bambu, hasilnya ternyata tidak mengecewakan. Perawatannya juga lebih mudah ditambah guna menekan intensitas matahari yang terlalu banyak saya memasang paranet di sekitar pembibitan, ujar Tumiran.

Hal terpenting untuk memulai budidaya jahe merah ini adalah menentukan bibit jahe merah. Menurut Tumiran, bibit yang bagus bisa diambil dari rimpang jahe yang sudah berumur 10 bulan ke atas, dengan kondisi fisik jahe lebih besar, warna lebih cerah, sehat dan tidak luka atau lecet. Setelah mendapat rimpang yang akan dijadikan bibitan, rimpang kemudian dijemur hingga kering, lalu simpan dalam kondisi suhu ruang selama 1 – 1,5 bulan. “Setelah disimpan, rimpang kemudian di patahkan atau dipotong dengan tangan, setiap potong memiliki 3 – 5 mata tunas setelah itu dijemur 1 hari tambah Tumiran. Pada kesempatan ini tanaman jahe sudah berumur 8 bulan dan kemungkinan panen pada bulan Oktober – November. Tumiran dalam keteranganya menambahkan saat ini terhadap 8000 rimpang yang dia tanam  sehingga jika saja harga yang beredar perkilo jahe merah Rp 50.000, maka dalam sekali panen bisa menghasilkan 40 Juta. Terakhir tumiran menjelaskan bahwa penggunaan dan keuntungan menggunakan box, yaitu selain mengirit tempat juga lebih mudah dalam perawatan dan pemanenan. Pemanenan jahe merah idealnya dilakukan 10 – 11 bulan, tapi dipanen dalam satu tahun juga tidak masalah dan lebih bagus. Saya masih yakin, komoditas jahe merah ini akan bertahan lama dan mempunyai prospek yang sangat menjanjikan utamanya untuk petani dan menambah pendapatan.

Ir. Bambang Wisnu Broto selaku Kepala Dinas Pertanian dan Pangan sangat mengapresiasi perjuangan dari Pak Tumiran selaku petani yang penuh dengan inovasi dan kreatif yang tinggi. Beliau berharap akan muncul Pak tumiran di lain daerah di Gunungkidul sehingga bisa menjadi penggerak bagi petani setempat. Beliau juga berharap BPP Kapanewon Patuk mencantumkan kontak person dari Pak Tumiran selaku petani andalan yang dapat menjadi narasumber pertanian yang lebih Maju, Mandiri serta Modern seperti Prinsip Kostratani.--RdH

Berita Terkait

Komentar via Facebook

Kembali ke atas

Pencarian




semua agenda

Agenda

semua download

Download

Statistik

963384

Pengunjung Hari ini :
Total pengunjung : 963384
Hits hari ini :
Total Hits :
Pengunjung Online :

Jajak Pendapat

Bagaimanakah tampilan website Pertanian?
Sangat Puas
Puas
Cukup Puas
Kurang Puas

Lihat

Aplikasi PPID